Musik
Keesokan harinya seperti biasa Kiana berangkat bersama Reza ke sekolah. Sudah jadi hal wajar mereka berangkat bersama, jadi anak-anak di sekolah sudah tak heran lagi jika mereka berangkat bersama.
Hari ini dilalui seperti hari-hari pada biasanya, namun hari ini akan ada ekstrakurikuler musik, Reza, Kiana, Reno, Haris, Kenzo, Dara, dan Gian sudah berada di satu ruangan yang terdapat banyak alat musik di dalamnya. Mereka hanya bertujuh saja, karena Aksa tidak ikut ekstrakurikuler musik.
Tak menunggu lama ada seorang pria yang umurnya tidak jauh dari mereka pun masuk, “Ayo-ayo, langsung ke posisi masing-masing.” ucapnya sembari masuk ke dalam ruangan itu. Dia adalah Tomi, guru yang akan membimbing ekstrakurikuler musik.
Bukannya menempati posisi yang dimaksud Tomi, Reza, Reno, Haris, dan Kenzo justru berdiri dari tempat duduk mereka dan berjejer seperti tentara yang sedang baris-berbaris.
Melihat itu Tomi hanya bisa menepuk jidatnya pelan sembari menggeleng kepalanya.
“Lu semua pada ngapain sih?” tanya Dara.
“Ya kita kan nurutin Mas Tom,” jawab Haris.
“Mas Tom-Mas Tom aja lu, nama gue Tomi jadi Tom doang.” protes Tomi pada Haris, karena memang jarak umur yang tak jauh, mereka menggunakan bahasa yang santai, karena yang meminta pun Tomi sendiri.
“Kepanjangan Mas,” jawab Haris kembali.
“Mumpung lu pada lagi posisi gitu, udah kaya tentara di tv-tv, dengerin aba-aba gue ya?” tanya Tomi pada empat orang dihadapannya, yang di balas jari yang dibentuk 'oke' oleh Kenzo.
“Istirahat di tempat, grak.” ucap Tomi dengan suara yang tegas, seolah ia sedang menjadi pemimpinnya.
Lagi dan lagi, bukannya menaruh kedua tangan mereka di belakang, mereka justru duduk menyender di beberapa alat musik yang ada di sana.
“Dahlah capek gue, ayo buruan balik ke tempat masing-masing. Haris lo pegang bass kaya biasanya, Ren, lo pegang keyboard, Reza lo pegang bas, nah yang terakhir Kenzo, lo pegang gitar.” ucap Tomi menginstruksi mereka.
“Nah ini para gadis, pada pemanasan dulu sana.” ucap Tomi lagi. Lalu Reza, Reno, Haris, dan Kenzo langsung pergi ke alat musiknya masing-masing. Dan Kiana, Dara, Gian duduk di lantai yang sudah dilapisi karpet.
“Dah tau belum, kalo dua minggu lagi mau ada pameran?” tanya Tomi, yang di jawab gelengan dari mereka.
“Katanya sekolah ngadain pameran gitu, tapi tadi gue dikasih tau kalo kita disuruh nampilin dua lagu.” ucapnya lagi.
“Vocal kita ada tiga Mas, gimana baginya?” tanya Reno.
“Emm, eh, coba deh lu pada hompimpa, yang beda sendiri ntar nyanyi sendiri.” ucap Tomi yang langsung mengalihkan pandangannya ke bawah, ke arah Kiana, Dara, dan Gian.
Mereka mengangguk lalu mengarahkan tangan mereka ke depan, “hompimpa alahayum gambreng,” ucap mereka bersamaan dengan mengayunkan tangan. Kiana membuka telapak tangannya, Dara menutup telapak tangannya, dan Gian juga menutup telapak tangannya.
“Oke berati besok Dara sama Gian duet, terus Kiana solo,” ucap Tomi.
Giliran pertama latihan adalah giliran Dara dan Gian, latihan mereka berjalan dengan lancar. Kini saatnya Kiana yang latihan bersama para pemain musik.
“Eh Mas, ini si Kiana kalo duet sama Reza gimana?” ucap Kenzo. Merasa namanya disebut, Reza langsung menatap Kenzo dengan tatapan tak paham.
“Emang bisa?” tanya Tomi.
“Bisa, lu aja Mas yang ga pernah denger dia nyanyi.”
“Ya udah, kalian nanti duet ya, lu Ki kalo perlu nanti deket Reza aja, biar feel nya dapet.”
“Ya, oke.” jawab Kiana pada Tomi.
Latihan hari ini pun selesai, semuanya berjalan dengan lancar dan menyenangkan.