Sarapan
Reza memutuskan turun dari motornya setelah mengakhiri pesannya pada Kiana. Reza masuk ke dalam rumah yang lumayan besar dengan perpaduan warna putih dan abu-abu.
Reza membuka pintu rumah itu dan masuk ke dalam, “Na,” panggil Reza pada Kiana.
“Sini Ja ke dapur.” jawab Kiana dengan sedikit berteriak.
Sebelum kembali melangkahkan kakinya, Reza berbalik badan dan menutup kembali pintu yang tadi ia buka. Ia lanjutkan kembali langkahnya menuju dapur rumah itu.
Mendapati ada Kiana yang sedang sibuk dengan peralatan masaknya, Reza langsung men-dudukan dirinya pada salah satu kursi yang sudah tersedia di meja makan.
Mencium aroma masakan yang bisa dibilang harum, Reza langsung bisa menebak apa yang sedang di masak Kiana. “Soto ya?” tanya Reza.
“Hehe iya, lo harus makan ya?” tanya Kiana.
“Iya, tapi—” Sebelum Reza menyelesaikan ucapannya Kiana langsung memotongnya.
“Ga pake kol sama toge kan?”
“Kok lo tau?”
“Ja kita tu bareng-bareng dari kapan sih? Dari kita masih kecil Ja, ya masa gue ga tau.” Mendengar itu Reza hanya mengangguk-angguk saja.
Kini Kiana membawa dua mangkuk ke arah meja makan, dan menaruhnya di sana. Ia juga mengambil dua gelas dan di tuang nya air putih pada gelas itu. Kiana kemudian men-dudukan dirinya di depan Reza.
“Ayo makan, habisin, gue udah susah-susah masak.” ucap Kiana.
“Pasti lah, oh iya Papa kemana?” tanya Reza.
Mendengar itu Kiana langsung menghentikan kegiatan makannya, ia memainkan makanannya dan tersenyum miris. “Lo kaya ga tau Papa aja Ja,” ucap Kiana.
“Oke-oke, ga usah di bahas, udah buruan lo makan, gue udah tinggal dikit nih. Kalo lo lama nanti kita telat.” ucap Reza.
“Iya bawel.”