Jaga Shelly
Mobil Dika, Adit, dan Naka bersamaan memasuki gerbang besar rumah Farhan.
Mereka semua mau datang memang karena tawaran makanan yang sudah Farhan beri tahu. Padahal ketiga teman Farhan itu juga sama-sama berkehidupan cukup, bahkan lebih.
Tapi tak tahu kenapa, mereka sangat senang jika ada makanan gratis. Alasan mereka semua adalah hemat, hemat tetapi beli barang seenak mereka, apa hanya hemat untuk makan saja?
Lupakan saja masalah itu, sekarang mereka mulai memasuki rumah megah milik Farhan, ralat kedua orang tua Farhan.
Saat ketiganya masuk, mereka sudah dihadiahi pemandangan Farhan yang sedang sibuk menenangkan seorang anak kecil perempuan yang tengah menangis.
“Farhan, lo apain anak orang hey?” tutur Naka khawatir jika Farhan melakukan hal yang tidak benar.
“Sini lo semua, bantuin gue buru.”
“Shelly, diem ya? Shelly mau apa? ayo kakak beliin.” Farhan tetap terus membujuk Shelly agar berhenti menangis.
“Hiks kakak mana?”
“Kak Maria kerja dulu, Shelly sama Kak Farhan dulu ya?”
“Kak Farhan itu kakak ganteng?” Shelly asing mendengar nama Farhan.
Farhan mengangguk dan tersenyum, jarang sekali ia tersenyum, namun kali ini di depan Shelly ia tersenyum.
Disaat Shelly mulai tenang, Dika, Adit, dan Naka mulai mendekat. Ketiganya duduk mengelilingi Shelly.
Shelly menangis kembali melihat Dika, Adit, dan Naka.
“Loh-loh, Shelly kenapa hey? kok nangis lagi?”
“Mereka siapa? serem hua.” Shelly menunjuk ke arah Dika, Adit, dan Naka sembari sesekali menoleh dengan rasa takut.
Farhan menoleh pada ketiga temannya dan memandangi mereka satu per satu. Pantas saja Shelly takut, penampilan mereka saat ini sangat menyeramkan untuk anak kecil.
Dika dengan kalung tengkoraknya, Adit yang membawa kunci mobilnya yang tergantung gantungan kunci rantai, dan Naka dengan jaket kulit dengan motif goresan pisau. Ketiganya juga menatap dengan tajam ke arah Shelly.
“Lo semua gimana sih? kan tadi gue udah bilang, gue suruh bantuin jaga anak kecil. Kenapa baju kalian kaya gitu sih? mana tatapan kalian gitu banget.” Dika, Adit, dan Naka pun bingung, karena biasanya mereka berpenampilan seperti ini.
“Dika, lo copot kalung lo. Adit, lo simpen kunci mobil lo. Naka, lo copot jaket lo. Semuanya ganti bajunya pake hoodie kaya yang gue pake. Satu lagi, tatapan kalian jangan gitu, yang lo tatap itu anak kecil, bukan musuh lo.”
Tak mau banyak protes, akhirnya Dika, Adit, dan Naka menuruti perintah Farhan. Mereka juga tak sadar jika harusnya lebih lembut lagi ke anak kecil.
Shelly tersenyum dengan sedikit tawa di mulutnya saat melihat orang-orang seram yang sebelumnya ia lihat sekarang sudah tak seram lagi.
“Udah ga serem kan? sekarang ayo Shelly makan dulu, kamu belum makan.” Farhan menggendong Shelly dan mengajaknya ke meja makan. Dika, Adit, dan Naka pun mengikuti Farhan di belakangnya, mereka juga mau makan.
“Ga mau makan,” ucap Shelly ketika sudah duduk di meja makan.
“Harus makan dong.”
Shelly menggeleng dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
“Gimana nih?” tanya Farhan kepada tiga temannya.
“Ga tau, kita kan ga ada yang punya adek.” jawab Adit.
“Bujuk pake mainan atau apa gitu Han,” timpal Naka.
“Shelly mau apa biar mau makan? jalan-jalan? mainan? atau uang?”
Dika memukul pundak Farhan, “Goblok ih, bukan uang juga dong, yakali anak kecil mau uang, aneh lo.”
“Ya siapa tau.”
“Kak, goblok itu apa? makanan?” Farhan langsung menoleh ke arah Dika dan menatap tajam Dika.
“Hehe, bukan kok, jangan didengerin ya, itu kata jorok, nanti dimarahin kalo ngomong itu.” Shelly hanya mengangguk mendengar penjelasan dari Farhan.
“Yuk makan,” ajak Farhan lagi.
“Ga mau, mau es krim.”
“Shelly mau es krim? kalo mau, makan dulu, habis makan kakak beliin yang banyak.”
“Bener?”
“Bener dong, makan dulu ya?”
“OKE!”
Nah sekarang Farhan bingung, ia tak bisa menyuapi orang lain, terutama anak kecil.
“Woi, ini nyuapinnya gimana?” tanya Farhan kembali pada tiga temannya.
“Dia ga bisa makan sendiri? manja banget,” ucap Naka sembari memakan makanannya.
“Naka lo beneran gue pukul ya?”
“Canda, Han, gue juga ga tau.”
Mari tinggalkan empat lelaki ini, biarkan mereka mencari cara bagaimana menyuapi Shelly. Tak perlu khawatir, mereka akan tetap memberi makan Shelly, Shelly akan tetap aman bersama mereka.