Kuat atau Lemah?
Hari yang cukup melelahkan untuk hari ini. Kiana masuk ke rumahnya, ia langsung masuk ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya.
Saat sedang merapikan peralatan sekolahnya, Kiana mendengar suara motor yang tak asing, ia pun mengintip dari jendela untuk memastikan orang yang ada di luar.
Ternyata orang itu adalah Reza, Reza baru sampai mengantar pulang Angel. Suara tawa mereka terdengar oleh telinga Kiana, matanya pun menyaksikan dua insan yang sedang bercanda di sana sebelum akhirnya Reza pamit pulang.
Kiana diam, saat ini hatinya sakit. Ia tersadar jika sebenarnya dirinya mempunyai perasaan lebih untuk Reza, namun sekarang ia sudah telat, sudah tak bisa apa-apa.
Kiana duduk pada tepi kasurnya, mencoba untuk menenangkan hati dan pikirannya.
“Pada akhirnya gue sendiri, selalu akan sendiri.” ucapnya pada dirinya sendiri.
“Mamah papah pisah, papah ga pernah pulang, mamah ga bisa jenguk gue buat sebentar aja, kak Naufal juga ga mau nerima gue sebagai adiknya, Eja juga udah punya orang. Harus seberapa lagi gue hancur?” Sekarang bulir-bulir air sudah berhasil turun dari mata indah Kiana.
Kiana memegang dadanya yang mulai terasa sesak, “Kangen mamah papah, bahkan baru sehari gue udah kangen Eja.”
“Engga Kiana, lo kuat, lo kuat, lo pasti bisa, lo harus bisa, lo masih ada Dara sama Gian, lo bisa Kiana, jangan kaya gini, apus air mata lo, lo ga boleh kaya gini.” Kiana mencoba menenangkan dirinya sendiri dengan ucapannya itu, namun bukannya tenang, justru Kiana semakin histeris.
“Gue lemah, gue ga kuat, gue ga bisa, gue sendirian, GUE LEMAH.” Berbeda dengan ucapan sebelumnya, kini ucapannya berbanding kebalik dengan ucapannya tadi.
“Emang gue kuat? Gue ga lemah? Masa sih?” ucapnya dengan tersenyum dan sedikit tertawa namun masih terus menangis.
Dan waktu setelahnya, ia habiskan untuk berdebat dengan dirinya sendiri.
Kiana adalah tipe orang yang senantiasa menjaga air matanya agar tak keluar, namun saat dirinya benar-benar sakit dan tak kuat lagi menahan air matanya, maka seluruh air matanya akan tumpah sebanyak-banyaknya.
Dirinya tak akan lelah untuk menangis, karena sebelumnya sudah ia simpan baik-baik.
Kiana sudah yakin di suatu saat, ia akan tumpahkan semua air mata yang sudah ia simpan dan jaga dengan sangat baik.
Sekarang ia bingung, dirinya ini kuat atau lemah? atau dirinya hanya pura-pura kuat saja? atau memang kuat? Biarkan dirinya berdebat malam ini.
Biarkan dia menikmati air mata yang sudah ia simpan itu. Hanya dirinya sendiri yang bisa nenangin dirinya. Biarkan dia malam ini benar-benar merasakan kesendirian.