Terhanyut
“Ayo para laki-laki angkatin dulu alat-alatnya,” instruksi dari Tomi.
“Lah ini kita yang mau tampil kita juga yang angkat alat?” protes Reno.
“Ya lo mau nyuruh sapa lagi? Udah buru, ga usah banyak protes.”
Kelima lelaki itu pun saling membantu untuk membawa alat musik yang akan mereka pakai dari ruang latihan menuju ke panggung yang sudah tersedia.
Sembari menunggu para lelaki memindahkan alat musik mereka, mata Kiana pergi ke seluruh penjuru sekolahnya. Matanya mencari sosok yang sudah lama tidak ia temui, sosok yang sangat ia rindukan.
Melihat seorang wanita dengan rambut yang terkucir dan menggunakan dress biru sampai mata kaki. Sosok yang ia cari sudah ia temukan, ia melihat sosok ibu yang dari dulu ia rindukan.
Sosok itu sedang berada di depan sebuah meja sains dan sedang mengusap kepala seorang anak laki-laki. Senyumnya luntur melihat sosok ibunya memberi kasih sayang ke anak lain.
Ia terus memandangi sosok ibunya dari kejauhan, hingga asistensinya beralih ketika seseorang menepuk pundaknya.
“Ana?”
“Eh bubun.” Orang itu adalah bunda Reza. Kiana langsung dengan reflek memeluk sosok yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri.
“Kamu katanya tampil sama Jaja ya?”
“Iya bun, harusnya sendiri, tapi tiba-tiba disuruh sama Eja.”
“Bubun tadi lihat mamah kamu Na.”
“Ah iya, itu mamah di sana.” Kiana menunjuk ke arah mamahnya.
Seolah tau perasaan Kiana, bunda pun mengusap rambut Kiana dan berhenti pada pipinya.
“Semangat!” Sederhana namun sangat berarti sekali untuk Kiana.
“Ki ayo cek sound!” panggil Dara dari atas panggung.
“Bun, Ana tinggal dulu ya.”
“Iya, bubun tunggu di sana ya?”
“Oke bun!”
Persiapan untuk tim musik tampil sudah siap. Kini mereka hanya menunggu instruksi untuk memulainya.
“Ayo semangat! Besok gue traktir bakso kantin deh,” ucap Tomi memberi semangat.
“Murah amat cuma bakso,” sahut Haris.
“Ya udah kalo ga mau juga gapapa.”
“Iya-iya mau.”
“Yok Dara sama Gian duluan, lo Ki duduk dulu aja samping Reza. Oh iya nanti kalo Dara Gian selesai, kalian langsung duduk di ujung kanan kiri aja, baru deh nanti Kiana sama Reza.” Semua mengangguk mendengar ucapan Tomi.
Dara dan Gian selesai menampilkan nyanyian mereka. Kini giliran Kiana dan Reza.
“Lagu kedua ini spesial nih buat yang lagi galau-galau, judulnya adalah Almost Is Never Enough,” ucap pembawa acara.
Cause sooner or later We'll wonder why we gave up The truth is everyone knows
Saat Reza mendapat giliran bernyanyi, Kiana menghampiri Reza dan berdiri di belakang Reza. Ia rangkul Reza dan menunggu momen dirinya dan Reza akan bernyanyi bersama.
Almost, almost is never enough We were so close to being in love
If I would have known that you wanted me, the way I wanted you
Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here in each other's arms
And we almost, we almost knew what love was
But almost is never enough
Reza pun mengikuti alur yang dibuat oleh Kiana. Menatap mata Kiana, tersenyum lebar. Membuat siapapun yang mendengar dan melihat mereka saat itu akan ikut terhanyut ke dalam lagu yang mereka nyanyikan.