Tanda Tanya
Aku sedang berada di rumah nenekku, aku sedang menghabiskan masa liburku di sini. Saat ini aku berada di kamar bersama ayahku.
Aku menoleh pada luar jendela kamarku, aku melihat ada sebuah warung makan di sana. Aku melihat ada seorang pria paruh baya sedang memotong kambing di depan anak kecil yang usianya sekitar lima tahun.
Aku tertegun heran, mengapa pria di sana bisa dengan santai memotong kambing di depan anak kecil? Namun keheranan itu aku simpan sendiri dalam benakku. Aku tak ingin ambil pusing akan hal itu.
Setelah selesai memandangi pria di luar sana, aku kembali duduk di samping ayahku. Aku memainkan ponselku seperti biasanya, sesekali aku bercanda gurau dengan ayahku.
Setelah banyak mengobrol, tenggorokanku merasa kering. Aku memutuskan untuk ke dapur dan mengambil minum. Aku memasuki area dapur dan membuka kulkas.
Namun saat kubuka kulkas, ada sesuatu yang menghalangi di bawah. Aku menolehkan pandanganku ke bawah, aku melihat ada sebuah badan tanpa kepala, tangan, dan kaki di sana.
Ada tiga badan tergeletak di lantai dapur, entah di mana kepala, tangan, dan kaki tiga badan tersebut.
Aku sudah sangat panik, aku memutuskan masuk kembali ke kamarku dan bersikap seolah tak terjadi apapun. Aku mengatur napasku agar tak seperti orang panik di depan ayahku.
Aku tak berani bercerita akan hal yang aku lihat di dapur, aku sudah terlanjur panik dan takut jika aku bercerita, nantinya aku akan dituduh sebagai tersangka.
Sepuluh menit berlalu, napasku mulai beraturan dan aku mulai tenang, walau pikiranku masih mengingat jelas bagaimana kondisi tubuh yang aku lihat.
Aku melihat pamanku berjalan ke arah dapur. Aku melihat ia memasuki dapur dan melihat pula ketiga badan yang aku lihat tadi.
Anehnya, pamanku tidak menunjukan ekspresi apapun, ia tak terkejut atau bahkan panik. Pamanku memanggil beberapa anggota lain untuk berkumpul di dapur, mereka berdiri mengelilingi tiga potongan badan tersebut.
Aku hanya melihat dari jauh bersama ayahku. Ayahku tiba-tiba saja berucap padaku, “Gapapa, udah biasa kaya gini. Ayah juga tau siapa yang berbuat.”
Aku termenung mendengar ucapan ayahku barusan. Apakah ayahku mengetahui dalang dibaliknya pembunuhan ini?