Sebuah Perubahan

“Nah, sudah, sekarang kalian makan, Ibu tinggal dulu.” Seusai menyiapkan makan malam, ibu berpamitan untuk pergi karena memang seperti ini kegiatannya ketika usai menyiapkan makanan di meja.

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, jika The M mempunyai peraturan jika mewajibkan seluruh anggotanya untuk makan bersamaan, maka di meja makan sudah lengkap dengan anggota The M.

“Jangan,” bantah Langga melarang ibu untuk melangkah pergi.

Ibu menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Langga. “Kenapa, Nak?” tanya ibu pada Langga.

“Ikut makan,” balas Langga singkat.

“Siapa?”

Langga diam, bagaimana ia harus menjawab pertanyaan terakhir dari wanita yang sedang menghadapnya. Rasanya gengsi sekali jika harus menyebut wanita itu.

Ini gue manggil siapa dong. Kamu? Lo? Anda? Aduh rasanya nggak sopan banget. Ibu? Harus banget manggil ibu? Ya udah deh, Langga membatin, ia bergelut dengan pikirannya sendiri.

“Ibu, Ibu makan di sini sama kita.” Mata lima orang temannya pun mendelik, mereka terkejut dengan kata yang terucap oleh Langga.

Bagaimana tak terkejut, Langga ialah orang yang sangat sulit menerima ibu selama ini. Lalu, malam ini ia dengan langsung menyebut ibu, terlebih justru Langga meminta ibu untuk duduk bersama mereka dan makan bersama.

Selama setahun ini ibu melakukan pendekatan dengan masing-masing anak. Ia coba mengerti perasaan anak-anak, ia mencoba menjadi sosok ibu yang berbeda dari bayangan ibu di pikiran mereka. Ia paham jika anak-anak trauma dan tak mengenal kasih dan sayang dari sosok ibu.

Selama ini mereka tidak pernah tahu bagaimana rasa sayang dari seorang ibu, maka ibu mencoba memberikan semua rasa itu kepada anak-anak. Hati pertama yang dapat ia ambil ialah hati Petandra, sosok lelaki berparas sangar itu justru orang yang paling pertama menerima ibu.

Sebab, alasan ia membenci ayahnya, karena ayahnya telah menyakiti ibunya. Petandra adalah sosok yang sangat menyayangi bahkan menghormati seorang ibu.

Setelah mengambil satu hati saja dari anak-anak, semangatnya kian besar untuk mengambil hati anak-anak yang lain. Perjuangannya tidak sia-sia, malam ini ia dengan lengkap mengambil hati anak-anak yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri. Malam ini pula, anggota The M mendapatkan sebuah kasih dari seorang ibu yang selama ini belum mereka terima.

Perlahan namun pasti, ibu mulai merubah perilaku anak-anaknya. Ibu paham sifat mereka akan susah dirubah karena kebiasaan yang sudah mereka lakukan sejak lama. Namun, ibu mencoba mengurangi perilaku buruk yang mereka lakukan.

Nyatanya, anak-anak itu bukanlah manusia yang selalu jahat. Mereka hanya butuh seseorang yang memberi mereka kasih sayang serta kehangatan. Apa yang mereka perbuat tak lain hanyalah bentuk pelampiasan saja.