Mamah

Farhan dan Maria sudah sampai pada tujuan mereka. Sebelum Maria keluar dari mobil, tangannya ditahan oleh Farhan.

Maria menoleh menatap Farhan, “Kenapa, kak?”

“Jangan angkat kotaknya, biar nanti gue atau orang di sini aja.” Maria tak menjawab, keduanya masih diam dengan mata yang saling menatap.

“Cieee,” ucap Shelly menyadarkan mereka.

Keduanya langsung terburu-buru untuk keluar dari mobil.

Maria menggandeng Shelly dan menuju bangunan yang lumayan besar bersama dengan Farhan.

Saat memasuki bangunan tersebut, Maria disambut dengan sosok yang ia tebak adalah mamah dari Farhan, karena paras wanita itu sangat mirip dengan paras Farhan.

“Maria, ya?”

“Iya, tan. Tante mamahnya Kak Farhan, ya?” tanya balik Maria.

“Seratus buat kamu.”

“Shelly, ayo salim dulu sama mamahnya Kak Farhan.” Maria menuntun Shelly untuk mencium tangan Mamah Farhan.

Shelly pun mendekati tangan Mamah Farhan dan menggenggamnya lalu menciumnya. Shelly menoleh ke atas, ia pandangi wajah cantik Mamah Farhan.

“Kakak, mamah itu apa?” Shelly merasa asing mendengar kata 'Mamah'.

“Mamah itu kaya ibu.” Shelly mengangguk-angguk mendengar jawaban Maria.

“Mamah tau surga dimana ga? soalnya ibu Shelly ada di surga. Ayah juga nyusul ibu ke surga. Kata kakak, surga itu jauh, makanya ibu sama ayah ga pulang-pulang.” Benar, Maria menjelaskan hal itu kepada Shelly.

“Shelly, panggilnya tante, jangan mamah.” Maria mengusap punggung Shelly.

“Gapapa, Shelly panggil mamah aja, ya?” Shelly mengangguk lalu tersenyum.

“Tante, maaf ya.”

“Kenapa harus maaf? Shelly juga pasti rindu sosok ibunya. Tante izin ajak Shelly main sama anak yang lain, ya?” Maria mengangguk.

Mamah Farhan pun menggandeng Shelly dan mengajaknya main bersama anak-anak lain.

“Mar, ikut gue yuk.” Farhan menarik tangan Maria dan mengajaknya ke sebuah kursi yang berada di halaman.

“Kok ke sini? ngapain, kak?”

“Duduk dulu, sini.” Farhan menepuk tempat kosong di sampingnya.

“Lo ga bilang yang sebenarnya sama Shelly?”

Maria menunduk, ia menatap tanah di bawahnya, “Shelly belum paham kak, gue sekarang cuma bisa jelasin hal itu sama dia.”

“Tapi Shelly jadi terus berharap orang tuanya pulang, Mar. Dia masih ngira kalau surga itu ga jauh, dia kira surga itu seperti kota.”

“Gue ga kuat, kak, gue ga kuat kalo harus bilang dia udah ga bisa lagi ketemu sama ayah ibu. Bahkan ditidurnya, dia sering manggil ayah sama ibu. Dia kehilangan sosok ibu dari dia lahir dan ikut kehilangan sosok ayah setahun yang lalu.”

“Gue tau lo wanita kuat, Mar, tapi lo harus tetep jelasin ke Shelly hal yang sebenarnya. Pelan-pelan aja, nanti ikut gue bantu.” Farhan menepuk pundak Maria untuk memberikan kekuatan.