Mainan Capsa

Farhan mengetuk pintu kamar Maria, yang mendapat sahutan dari dalam kamar, “Masuk aja, Kak.”

Farhan pun lalu membuka pintu kamar Maria, ia bisa langsung bisa melihat Maria yang duduk di kasur sembari tangannya mengocok kartu.

Farhan menggeleng pelan melihat kekasihnya, ia masih tak habis fikir jika Maria bisa seceria ini walau masih sakit.

Farhan mendekatkan dirinya ke Maria, ia duduk di hadapan Maria.

“Udah siap kalah, Mar?” canda Farhan pada Maria.

Maria memasang mimik wajah cemberut, “Ih, apaan sih? Emang Kakak bisa menang?”

“Jelas bisa dong.” Alis Farhan terangkat sombong.

Maria membagikan kartunya, di hati Maria sudah berniat untuk mengalahkan Farhan.

Setelah selesai dibagi, Maria dan Farhan mengambil masing-masing kartu milik mereka. Mereka segera menyusun tiga belas kartu yang mereka genggam.

Ditengah-tengah waktu menyusun, Maria menyunggihkan senyumnya, sepertinya ia yakin akan memenangkan permainan kali ini.

Karena sudah sangat yakin dengan hasilnya, Maria selesai menyusun dengan cepat. Kartunya sudah berada di bawah, ia sudah selesai menyusun dan sekarang hanya menunggu Farhan.

Farhan pun menyelesaikan susunan kartunya, ia menaruh kartu miliknya di samping kartu milik Maria.

“Atas aku one pair loh.” Maria melihat kartunya dan beralih melihat kartu milih Farhan.

“Hahahahah, Kakak ga jadi apa-apa.” Maria tertawa karena 1 point kekalahan untuk Farhan.

“Baru menang satu doang,” ucap Farhan.

“Tengah aku two pair.” Maria berbicara dengan nada sombong, Maria pikir ia akan menang kembali.

“Lihat dulu dong punyaku.” Maria menatap kartu milik Farhan, lalu Maria menyunggingkan senyum yang tidak memiliki arti yang jelas.

“Oh, hehehe.”

“Full house di tengah berapa pointnya, Maria?” Farhan berucap dengan sombong, ia menunjukan senyum lebarnya pada Maria.

“Iya-iya, tiga pointnya. Tapi lihat punya aku yang paling bawah dong.” Farhan pun menatap kartu milik Maria.

“Hahahahahaha, four of kind ternyata. Iya deh iya, kamu menang.”

“Kakak cuma full house doang, hahahaha. Oh iya, four of kind berapa pointnya, Kak?” Maria membalik ucapan Farhan sebelumnya.

“Lima,” jawab Farhan singkat lalu mengocok seluruh kartu atas kekalahannya.

Tawa keduanya saat bermain menghiasi malam yang indah ini. Mereka asik bermain entah sampai kapan. Mereka berhenti bermain ketika sudah merasa ngantuk.