Mainan
Farhan sudah bersama Shelly, Maria tadi langsung pergi ke kelasnya ketika bertemu Farhan.
“Bosen ga?” Farhan menatap Shelly yang berada pada gendongannya.
“Bosen, kak.”
“Beli mainan di depan aja yuk?”
Shelly menggeleng, “Nanti dimarahin Kak Maria.”
“Kalo belinya sama Kak Farhan ga akan dimarahin, kalo Shelly dimarahin, bilang sama Kak Farhan.”
“Bener ga dimarahin Kak Maria?” Farhan mengangguk, “Yaudah ayo, kak,” lanjut Shelly.
Farhan dan Shelly pergi menuju toko mainan yang berada pada seberang kampus.
Sesampainya di sana, Shelly langsung memaksa turun dari gendongan Farhan. Dirinya sangat bersemangat ketika melihat banyak sekali mainan.
Satu per satu lorong mainan Shelly lihat dengan teliti, mencari mainan yang ia inginkan.
Pandangan Shelly jatuh pada saat di lorong kedua, ia melihat sebuah wadah kecil pada lemari rak paling bawah.
Sebuah tempat yang berisikan sesuatu berwarna warni, membuat Shelly penasaran akan sesuatu pada wadah tersebut.
Shelly mengambilnya dan menunjukan pada Farhan, “Kakak, ini apa?”
Farhan mengambil benda kecil yang Shelly pegang, “Ini? Bentar ya, Kakak tanyain dulu.”
Farhan menghampiri seorang wanita yang sedang membereskan mainan, “Mbak, ini apa ya?” Farhan menunjukan mainan yang ia pegang.
“Ini namanya slime, mas.”
“Mainannya gimana, mbak?”
“Nanti dikeluarin aja, terus di pencet-pencet gitu.”
“Oh gitu, makasih mbak.”
Farhan berbalik dan menghampiri Shelly, “Shelly mau?”
“Boleh?” Farhan mengangguk menjawab pertanyaan Shelly.
“Mau, kak.”
Farhan menggandeng Shelly ke meja kasir lalu membayar mainan yang ia beli. Farhan mengajak Shelly ke satu kelas yang sedang tidak dipakai.
Shelly sudah duduk pada salah satu meja di sana. Karena Shelly yang masih kecil, jadi ia belum sampai jika duduk pada bangku.
Shelly memberikan mainannya pada Farhan, “Kak tolong bukain.”
Farhan menerimanya lalu membuka tutup wadah itu dan memberikan kembali pada Shelly.
Shelly mencoba memegang benda yang ada pada dalam wadah itu. Ternyata sebuah benda yang cair namun kental, tak bisa disebut benda cair, namun tak bisa pula disebut benda padat.
Shelly mengangkat jarinya kembali, namun ternyata benda itu menempel.
“Kak, ini kok gini?” Shelly bingung karena ini pertama kalinya ia memainkan mainan seperti ini.
“Loh kok lengket? coba sini.” Farhan mencoba melepaskan benda lengket itu dari jari Shelly, namun benda itu ikut menempel pada jari Farhan.
Farhan berusaha untuk melepaskannya, namun justru semakin lengket. Hingga tak disadari, Farhan justru membuat benda lengket itu menempel pada rambut Shelly.
Farhan sudah kelewat bingung, akhirnya ia mengajak Shelly untuk ke toilet dan membersihkan tangan mereka menggunakan air. Namun slime yang menempel di rambut Shelly sudah mengeras, tidak lagi berpengaruh saat diberi air.