Jadi?
Farhan melajukan mobilnya menuju rumah Maria, ia serius dengan perkataannya. Farhan serius memiliki rasa suka bahkan cinta untuk Maria.
Sepanjang perjalanan Farhan selalu merapalkan doa agar cintanya terbalas. Hatinya tak tenang memikirkan kata yang harus ia ucapkan, dan memikirkan jawaban dari Maria.
Farhan sampai di rumah Maria. Helaan nafas keluar dari hidungnya saat ia memutuskan keluar dari mobil.
Sebelumnya ia sangat semangat untuk menemui Maria, namun kini justru langkahnya semakin berat untuk mendekat ke rumah Maria.
Farhan memberanikan dirinya untuk mengetuk pintu rumah Maria. Maria membuka pintu rumahnya dan sudah tau akan kedatangan Farhan.
Dua mata saling bertemu, belum ada sepatah kata pun yang keluar. Dua insan ini masih sibuk menatap satu sama lain sembari bergelut dengan pikirannya masing-masing.
“Mar,” panggil Farhan memecah keheningan yang terjadi.
“Ya, Kak?” Maria tersadar dari lamunannya.
“Yang di chat tadi itu serius, gue beneran sayang sama lo.” Farhan menarik kedua tangan Maria untuk ia genggam, walau ada rasa ragu pada dirinya.
“Mau rawat tanaman bareng gue ga? gue tanahnya, lo airnya. Kita saling melengkapi supaya tanaman yang kita tanam bisa tumbuh subur. Gue ga bisa rawat sendirian, gue butuh lo. Tanah ga bisa menghidupkan tanaman tanpa air, ayo saling melengkapi,” lanjut Farhan.
“Tapi, Kak—”
“Gue mau nagih utang lo juga.”
“Utang?”
“Iya, yang waktu itu mau lo ganti, tapi gue ga mau.” Maria mencoba mengingat kembali tentang utang yang dimaksud Farhan
“Yang harus nurutin permintaan kakak?” Farhan mengangguk, membalas pertanyaan Maria.
“Emang kakak mau minta apa?”
“Gue minta lo jadi pacar gue.”
“Ga mau yang lain?” Hati Farhan sedikit sakit mendengar itu, apakah Maria menolaknya?
“Lo ga mau jadi pacar gue, Mar?”
“Mau kak, makanya gue tanya, ga mau yang lain? soalnya kalo permintaan itu udah jelas gue terima.” Farhan sungguh lega mendengar itu, awalnya ia kira Maria akan menolaknya.
Farhan tersenyum dan menggeleng, “Cuma itu permintaan gue. Jadi? kita jadian?”
“Ya, iya?” Maria mengangguk dengan rasa sedikit ragu namun ia juga yakin.
Detik itu pula tangan yang mulanya hanya digenggam pun langsung ditarik membuat Maria jatuh pada pelukan Farhan.
“Dunia harus tau kalo malem ini Farhan melepas masa jomblonya.” Maria terkekeh dalam pelukan Farhan, untuk apa dunia harus tau? pikir Maria.
“Gu— eh aku janji bakal buat kamu bahagia dan buat kamu ga nyesel nerima aku.” Farhan mengusap punggung Maria lalu mengecup pelan ujung kepala Maria.
Maria mendongak dan menatap Farhan, “Jangan janji, kak. Utang kamu ga akan bisa dibayar kalau nanti janjinya ga kamu tepatin.”
Farhan pun menatap balik Maria, “Gapapa, janjiku pasti bakal terpenuhi. Ini teriak boleh ga? aku mau pamer kalo aku udah ga jomblo lagi.”
“Ga boleh, Shelly udah tidur.”
Farhan mendekat ke telinga Maria dan berbisik, “Aku bilang di sini aja deh. Halo dunia, hari ini seorang Farhan udah ga jomblo lagi, Farhan udah punya pacar, namanya Maria. Maria itu perempuan paling kuat, dia udah bisa ngalahin wonder woman. Dia juga cantik wajahnya dan hatinya, pokoknya dia yang terbaik.”
Pipi Maria memerah mendengar itu, dirinya sangat-sangat malu. Ingin sekali Maria menghilang dari hadapan Farhan dalam waktu sekejap.
Tanpa Farhan beri tahu pun dunia sudah tau bahkan dunia menjadi saksi kisah cinta mereka. Dunia pula yang akan menemani mereka menjalani hidup sebagai sepasang kekasih setelah ini.