Berebut

Dua mobil datang ke rumah kiana untuk menjemput Kiana. Rumah Kiana adalah tujuan akhir dari aksi jemput-menjemput.

Mobil pertama milik Kenzo diisi Kenzo, Gian, dan Aksa. Lalu mobil kedua milik Reza diisi oleh Reza, Reno, Haris, dan Dara.

“Ki, sini langsung masuk aja, belakang masih kosong.” Gian membuka jendela mobil dan memanggil Kiana.

Kiana mengangguk dan membuka pintu belakang mobil Kenzo. Orang pertama yang dilihat Kiana saat membuka pintu adalah Aksa.

Aksa menatap Kiana dan tersenyum, Kiana juga membalas senyuman Aksa.

Saat kaki Kiana ingin melangkah untuk memasuki mobil, langkahnya terhenti karena ucapan seseorang.

“Na, lo tukeran sama Reno aja,” ucap Reza.

Kiana menoleh pada Reza, “Ga mau, udah deh ga usah banyak cincong, langsung berangkat aja.”

“Kalo gitu gue ogah berangkat, sana berangkat aja sendiri.”

“Udah deh lo tuh ribet banget sih? tinggal jalan doang apa susahnya? sini gue aja yang bawa mobilnya.” Dara ingin sekali memukul Reza, namun harus ia tahan.

“Gimana? masih ga mau berangkat?” tanya Kiana.

“Iya-iya berangkat, temen lo serem.” Dikala itu pula rambut Reza ditarik Dara, “DARA LO KELUAR AJA DEH!”

Perjalanan yang ditempuh memang cukup memakan waktu. Mobil Reza yang diisi candaan Haris sepanjang perjalanan dan mobil Kenzo yang hanya diisi keheningan.

“Krik.. Krik..” Gian menirukan suara jangkrik untuk memecah keheningan yang terjadi.

“Ngapain sih, sayang?” Kenzo menoleh pada kekasihnya dan merapikan rambut yang sedikit menutupi mata Gian.

“Tolong jangan ada konten uwu di depan gue.” Jiwa jomblo Kiana bergejolak melihat sepasang kekasih di depannya.

“Bilang aja lo iri.” Kenzo dengan muka tengilnya menoleh pada spion mobil untuk menatap Kiana.

“Gi, putusin aja, tengil banget pacar lo.”

“Jangan lah, tengil-tengil gini gue tetep masih sayang.” Kiana mual mendengar itu, sepertinya ini akibat menjomblo terlalu lama.

“Belok kiri, Zo.” Gian menepuk pundak Kenzo untuk mengingatkannya.

Karena asik berdebat dan bercanda, Kenzo lupa tujuannya. Setelah Gian mengingatkan, Kenzo langsung memutar kemudinya secara mendadak.

Membuat Kiana yang tidak menggunakan sabuk pengaman terhempas ke arah kanan dan mengenai tubuh Aksa. Aksa menahan tubuhnya dan tubuh Kiana agar tak begitu terhempas.

Dirasa mobil Kenzo sudah berbelok, Kiana bangkit dari posisinya yang bersandar di Aksa untuk duduk kembali.

“Lo yang bener dong kalo mau belok, untung ada Aksa. Kalo engga kan gue malah nyungsep,” omel Kiana pada Kenzo.


Kiana dan teman-temannya sudah sampai pada tujuan mereka. Kenzo yang menggenggam tangan Gian dan Haris yang merangkul pundak Dara, mereka memimpin jalan di depan.

Saat sedang santai berjalan, tiba-tiba saja dua telapak tangan Kiana digenggam secara bersamaan. Kiana terkejut dan langsung menoleh ke arah kedua tangannya.

Kiana mengangkat dua genggaman itu dan menatapnya. Ternyata yang menggenggam tangannya ialah Aksa dan Reza, entah kebetulan atau tidak mereka menggenggam tangan Kiana bersamaan.

“Ngapain nih?” Kiana menoleh ke arah Aksa lalu Reza.

“Lo ngapain pegang-pegang sih? udah jadi mantan juga.” Satu tangan Reza memukul genggaman tangan Aksa pada Kiana.

“Terserah lah.”

“Mending gini,” Kiana melepas genggamannya pada Aksa dan Reza, lalu ia kaitkan tangan mereka untuk saling menggenggam.

“Nah pas, terus gue sama..” Kiana mendekati Reno dan langsung memeluk lengan Reno.

“Gue sama Reno aja.”